Kategori

Kamis, 30 September 2010

8 pertanyaan jebakan saat wawancara kerja

Dalam proses perekrutan pegawai tiap perusahaan membutuhkan beberapa tahapan untuk melakukan seleksi bagi pelamar pekerjaan yaitu pada umumnya tahapan test tertulis, interview, test kesehatan (kalau ada). Tidak sedikit pula banyak dari calon karyawan yang telah lulus dalam test tertulis akan tetapi gagal dalam tahap interview atau wawancara. Mungkin ada baiknya membaca artikel ini yang diharapkan bisa membantu para calon karyawan dalam menyiasati pertanyaan dari pewawancara. Berikut beberapa daftar pertanyaan yang mungkin adalah sebuah jebakan dalam sebuah proses wawancara:

1. Mengapa kami harus mempekerjakan Anda? Ini peluang Anda untuk “menjual” diri Anda. Uraikan dengan singkat dan jelas kelebihan yang Anda miliki, kualifikasi Anda dan apa yang dapat Anda sumbangkan bagi perusahaan tersebut. Hati-hati , jangan memberikan jawaban yang terlalu umum. Hampir setiap orang mengatakan mereka merupakan seorang pekerja keras dan memiliki motivasi. Berikanlah jawaban yang memperlihatkan keunikan yang Anda miliki.

2. Mengapa tertarik bekerja di perusahaan ini?
Pertanyaan ini merupakan salah satu alat bagi si pewawancara untuk mengetahui apakah Anda mempersiapkan diri anda dengan baik. Jangan pernah datang untuk sebuah wawancara pekerjaan tanpa mengetahui latar belakang perusahaan. Dengan memiliki informasi yang cukup mengenai latar belakang perusahaan tersebut maka pertanyaan di atas memberikan kesempatan kepada Anda untuk memperlihatkan inisiatif, dan menunjukkan apakah pengalaman serta kualifikasi yang Anda miliki sepadan dengan posisi yang diperlukan.

3. Apa kelemahan utama Anda?
Rahasia dalam menjawab pertanyaan di atas adalah dengan berkata jujur mengenai kelemahan Anda, tapi jangan lupa menjelaskan bagaimana Anda mengubah kelemahan tersebut menjadi kelebihan. Misalnya, bila Anda memiliki masalah dengan perusahaan terdahulu, perlihatkan langkah yang Anda ambil. Hal ini memperlihatkan bahwa Anda memiliki kemampuan dalam mengenali aspek yang perlu diperbaiki dan inisiatif dalam memperbaiki diri Anda.

4. Mengapa berhenti dari perusahaan terdahulu?
Walaupun Anda berhenti dari pekerjaan terdahulu dengan cara yang tidak baik, Anda harus berhati-hati dalam memberikan jawaban. Usahakan untuk memberikan jawaban yang diplomatis. Bila Anda memberikan jawaban yang mengandung aspek negatif, kompensasikan jawaban tadi dengan jawaban yang positif. Bila anda mengeluhkan tentang pekerjaan terdahulu, maka hal ini tidak memberi poin apa-apa buat Anda.

5. Bagaimana Anda mengatasi masalah?
Tidak mudah memberikan jawaban bila Anda mendapatkan pertanyaan seperti di atas, terutama bila Anda baru lulus dan tidak memiliki pengalaman kerja. Pewawancara ingin melihat apakah Anda dapat berpikir kritis dan mengembangkan solusi tanpa melihat jenis permasalahan yang Anda hadapi, bahkan walaupun Anda tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Gambarkan langkah-langkah yang Anda lakukan dalam memprioritaskan pekerjaan. Hal ini memperlihatkan bahwa Anda bertanggungjawab dan tetap dapat berpikir jernih walaupun sedang menghadapi masalah.

6. Prestasi apa yang dibanggakan?
Rahasia dari pertanyaan di atas adalah dengan menyeleksi dan memilih secara spesifik prestasi yang berhubungan dengan posisi yang sedang ditawarkan. Walaupun Anda pernah menjuarai bola basket pada waktu kuliah, tetapi ini bukan merupakan sebuah jawaban yang diharapkan. Berikan jawaban yang lebih profesional dan lebih relevan. Pikirkan kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut dan kembangkan contoh yang memperlihatkan bagaimana Anda dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

7. Berapa gaji yang Anda harapkan?
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang tersulit terutama bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman kerja yang cukup.Yang perlu Anda lakukan sebelum wawancara adalah mencari tahu pasaran gaji untuk posisi yang ditawarkan agar Anda dapat memberikan jawaban atas pertanyaan ini. Beritahu pewawancara bahwa Anda terbuka untuk membicarakan mengenai kompensasi bila saatnya tiba. Bila terpaksa, berikan jawaban yang berupa kisaran angka, bukan angka tertentu.

8. Bisa ceritakan mengenai diri Anda?
Mungkin pertanyaan di atas tampaknya mudah tetapi pada kenyataannya tidaklah semudah yang Anda bayangkan. Yang pasti Anda harus menyadari bahwa pewawancara tidak tertarik untuk mengetahui apa yang Anda lakukan di akhir pekan ataupun dari daerah mana Anda berasal. Pewawancara berusaha mengetahui Anda secara profesional. Siapkan dua atau tiga poin mengenai diri Anda, baik pengalaman kerja maupun sasaran karir Anda dan tetap konsisten. Rangkum jawaban Anda dengan mengungkapkan keinginan Anda sebagai bagian dari perusahaan tersebut. Bila memiliki jawaban yang mantap maka hal ini dapat membawa Anda pada pembicaraan yang memperlihatkan kualifikasi Anda.

Rabu, 29 September 2010

5 pertanyaan dan 5 jawabannya (MOTIVASI)

1. Bagaimana memulai usaha?

2. Apa usaha yang tepat buat saya?

3. Saya tak punya modal untuk usaha, terus bagaimana?

4. Bagaimana jika usaha saya nanti gagal? Apa yang saya lakukan?

5. Dimana saya belajar seluk beluk usaha saya?

Saya menjawab:
1. Untuk memulai usaha dibutuhkan tekad dan semangat yang tinggi dan berorientasi pada hasil, jangan pada resiko. Untuk menjaga semangat tetap tinggi dan stabil, mengadopsi (dan sedikit memodifikasi) dari film the Secret, yaitu kita ambil sebuah batu kerikil. Kemudian dengan memegang kuat batu itu, kita ikrarkan niat kita, kita bulatkan semangat kita, dan rasakan gejolak semangat dari ujung kaki bawah ke kepala, dan rasakan juga energi tersebut menyentuh batu yang kita genggam tadi. Nah, batu itu kita masukin ke kantong kita dan bawa kemana pun kita pergi. Kemudian jika kita suatu saat lagi down semangatnya, lagi bad mood, BT, demotivasi dan sebagainya, genggamlah kuat batu itu, insya Allah, pikiran kita akan teringat dengan ikrar kita sebelumnya, dan semangat akan segera mucul kembali.
2. Usaha yang paling tepat adalah usaha yang sesuai dengan hobi. Misalnya hobinya memasak, maka mungkin bisa membuka toko tentang memasak ataupun peralatan masak. Misalnya hobinya koleksi pakaian muslim, maka mungkin bisa membuka toko butik pakaian dsb. Tujuannya menyesuaikan dengan hobi adalah selain kita bisa expert di bidangnya, juga untuk menciptakan energi positif karena kita akan selalu merasa senang mengelolanya.
3. Nah untuk permodalan, ada ilustrasi sebagai berikut. Misalnya ada 2 orang, si A dan si B mau bepergian ke dari Jakarta ke Surabaya. Kedua orang tadi sama-sama tidak punya ongkos untuk pergi Surabaya. Tiap hari si A selalu berharap agar mendapatkan ongkos untuk pergi ke Surabaya. Dia mengatakan kepada semua orang dia tidak bisa ke Surabaya karena tidak punya ongkos, dan dia mengharapkan agar ada orang yang mau memberikan sumbangan ataupun tumpangan gratis ke Surabaya. Sementara si B, dia langsung action. Dia tidak punya ongkos, tetapi punya tekad. Walaupun tidak ada ongkos, dia niat untuk jalan kaki menuju ke Surabaya. Sementara si A sedang merenungi nasibnya, si B sudah puluhan km meninggalkan jakarta menuju Surabaya. Nah, jika anda punya uang lebih, kira-kira akan di berikan kepada siapa uang itu untuk ongkos ke Surabaya? Tentunya si B kan? Karena kita melihat SEMANGAT dan TEKADNYA. So, investor pun akan berpikiran sama seperti itu. Bahkan Bank pun sama. Maka dari itu, jangan karena tidak ada modal kita nggak mau memulai. Mulailah dulu dari apa yang bisa kita kerjakan sekarang. Jangan tunggu modal. Modal akan menghampiri kita manakala alam semesta sudah berkehendak (The Secret). Jika ingin punya punya toko mainan anak, misalnya, jangan pikir dulu uang dari mana, ngutang ma siapa dsb. Tapi pikirkan saja butuh space ruang berapa, desainnya bagaimana, mainan apa saja yang akan dijual, target marketnya usia anak berapa, lokasi yang paling tepat dimana dsb.. Intinya Action dulu. Dan Yakinlah, bahwa modal akan datang.
4. Sekarang kita bicara tentang kegagalan... Sudah banyak referensi tentang riwayat kegagalan orang-orang hebat yang ditulis di banyak media... Misalnya, Sandler yang sudah gagal ratusan kali menawarkan produknya ke restoran-restoran, akhirnya berhasil, sehingga kita bisa makan KFC hari ini, dll,dll banyak kok contoh yang lain .. Nah jadi kalo kita baru belum berhasil ketika mencoba baru 1 kali, pantaskah itu disebut gagal? Kegagalan adalah belajar. Itu saja. Kegagalan adalah manakala kita berhenti berusaha ketika kita belum berhasil.
5. Untuk belajar usaha, banyak sekali. Anda bukan orang pertama yang memulai usaha. So, ngobrol dengan rekan anda, kelilinglah seputar kota anda, lihatlah toko-toko yang ada disana, masuki lah yang kelihatan menarik,dan ngobrolah dengan pemiliknya. Setelah keluar, anda catat, kenapa anda tadi masuk toko itu? Apa yang menarik dari toko itu sehingga anda mau masuk? Enakkah anda ngobrol dengan pemiliknya, apakah ada yang perlu ditambah dalam tokonya, apakah ada yang perlu di hilangkan dari tokonya... terus begitu.. rutinlah melakukan hal itu tiap hari. Dan dari semuanya, ambillah yang paling baik diantaranya, terapkan pada toko/usaha anda... pasti berhasil! Dan ingat sekali lagi saya katakan disini bahwa jenis jualan, jenis dagangan, kinds of product, itu bukan hal utama kita. Itu hanya tools, hanya sarana. Yang paling utama adalah kita! Kita-lah barang dagangannya... Ada kata-kata yang bagus, tapi maaf saya lupa siapa yang mengatakannya, dia menyebutkan bahwa Everybody is Seller, and Everybody is marketer...
Demikian pembaca, semoga bermanfaat.