Kategori

Kamis, 26 April 2018

(REVIEW) Avengers: Infinity War, Kekerenan yg campur aduk






Cerita: 9 
 Penokohan: 8 
Visual: 9 
 Sound Effect/Scoring: 9 
|Penyutradaraan: 9 
 Nilai Akhir: 8,8/10

Lo yang ngaku penggemar Marvel pasti ngerasa antusias abis pas tahu ada rencana film Avengers: Infinity War. Apalagi, hingga perilisan filmnya, Marvel seakan enggak ngasih kendor soal promosinya. Enggak hanya penggemar asli, orang-orang yang enggak pernah tahu soal superhero MCU pun jadi mendadak ke-Marvel-an.

Kalau lo penggemar akut Marvel, udah dipastikan rasanya kayak nungguin jawaban dari semua harapan. Penasaran, deg-degan, dan campur aduk saking excited-nya. Bahkan, hingga tebersit pertanyaan, “Bagaimana kalau filmnya mengecewakan, ya?” Lo pun enggak bisa membayangkan.

Jawabannya bisa lo nilai sendiri pas nonton filmnya. Avengers: Infinity War bukan hanya jadi film terbesar Marvel, tapi juga jadi film superhero paling magnificient sepanjang sejarah. Lo boleh bilang ini berlebihan. Nyatanya, film ini memang enggak ada duanya.

Avengers: Infinity War menceritakan soal pertempuran besar antara kekuatan jahat kosmis dengan ensemble superhero Marvel. Pertempuran raksasa ini soal perebutan Infinity Stones antara para superhero dan villain terkuat sejagat raya, Thanos. Sesuai dengan sebutan ensemble superhero, film ini menampilkan berbagai macam karakter yang dimiliki MCU.

Sejak awal film, lo udah disuguhkan berbagai cerita dari tiap-tiap superhero yang terbagi dalam beberapa tim. Semua ceritanya dijahit apik oleh sutardara Russo Bersaudara dengan sebegitu cerdasnya. Dari awal sampai akhir, cerita dijelaskan dengan teratur. Bahkan, lo bisa menilai bahwa duo sutradara tersebut bikin film layaknya seorang perfeksionis.

Semua diceritakan begitu mendetail. Bahkan, buat lo yang bukan penggemar film-film Marvel pun masih bisa sedikit ngikutin ceritanya. Memang, sih, lebih baik lo nonton film-film sebelumnya biar enggak bingung di tengah film.

Lo bisa lihat totalitas Russo Bersaudara dalam menggarap cerita, peran para aktor dan aktris, serta visual. Semuanya memanjakan mata. Seakan film ini jadi percobaan Marvel. Mereka bikin film superhero ini secara out of the box. Keluar dari jalur tren film superhero saat ini sekaligus menciptakan trennya sendiri.

Sosok superhero dan villain dibuat seimbang. Berbeda dengan film-film tema pahlawan kebanyakan, Russo Brothers menempatkan perspektif villain di Avengers: Infinity War lebih ngena. Bisa dibilang, lo bakal dibawa dalam perspektif Thanos.

Biasanya, superhero itu udah dipastikan menang. Namun, film ini seakan penuh keadilan: cerita dan perasaan. Porsi superhero dan villain dibikin adil. Saking adilnya, lo enggak tahu harus prihatin ke siapa. Perasaan lo bakal dibikin campur aduk. Bahkan, pas lo keluar bioskop.

Unsur komedi Avengers: Infinity War enggak perlu ditanya, lo bakal dibawa terpingkal-pingkal di awal film. Namun, seakan enggak dikasih kendor, perasaan lo langsung dibuat bergejolak dengan aksi-aksi yang ditampilkan. Setelah itu, lo bakal dibuat sedih. Mirip perasaan “sakit tapi enggak berdarah” ketika semua teori terjawab.

Enggak hanya plot, visual yang ditampilkan Marvel memang terkenal juara. Mata lo bakal dibuat berbinar lihat detail dan efek visualnya. Tampilan yang mengundang nostalgia ini memanjakan mata sepanjang film. Kalau lo perhatiin, Russo Bersaudara ngasih campuran atmosfer Marvel, semesta Lord of the Rings dan Harry PotterSaga.

Buat lo pencinta film superhero, rasanya udah lama enggak sebahagia, seantusias, dan sesedih ini gara-gara Avengers: Infinity War. Bisa dibilang, buat pencinta Marvel, lo bakal punya perasaan yang sama setelah nonton film ini. Avengers: Infinity War terbagi dalam dua bagian. Jadi, kalau ada perasaan "kentang" di akhir film, wajar. Lo pun harus nunggu satu tahun lagi buat dapat jawabannya.

Enggak bisa dimungkiri bahwa film ini mahal dan nyaris sempurna. Harga tersebut dikeluarkan Marvel demi film luar biasa ini. Semua elemen berpadu harmoni tanpa harus kehilangan identitasnya. Tiap karakter ngasih kesan masing-masing di hati penonton. Bahkan, pada akhir hayat mereka.

Soal akting para pemeran, semua masih pada jalurnya. Semua jadi man of the match sesuai porsinya. Semua juga punya kejutan yang bakal disampaikan ke penonton. Namun, masing-masing karakter seakan kurang digali. Bisa jadi karena film ini hanyalah pertunjukkan massal. Layaknya panggung sirkus, semua tampil dengan porsi yang sama.

Terlepas dari itu, film ini berhasil disampaikan Marvel dan Russo Bersaudara dalam sudut yang berbeda. Secara keseluruhan, Avengers: Infinity War enggak melampaui harapan, tapi sesuai dengan harapan.

Marvel is marvelous!