Kategori

Selasa, 07 November 2017

Ramai Dibicarakan Sejak Kematian Choirul Huda, Ini Faktor Risiko Hipoksia

Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda meninggal dunia setelah mengalami cedera dalam laga melawan Semen Padang FC beberapa waktu lalu. Pada laga yang diselanggarakan di Stadion Surajaya, Lamongan, tersebut, Choirul Huda bertubrukan dengan rekan satu timnya, Ramon Rodriguez.

Sayang, ketika tim medis membawanya ke rumah sakit, nyawanya tak tertolong. Tidak disebutkan penyebab pasti ia meninggal, namun banyak yang mengaitkannya dengan hipoksia. Apa itu hipoksia? Lalu, faktor risiko apa saja yang membuat hipoksia bisa terjadi?

Menurut dr Anshori SpPD, dokter spesialis penyakit dalam dari RSUD dr Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur, secara harfiah hipoksia adalah kondisi kekurangan oksigen pada jaringan. Hipoksia muncul karena adanya gangguan tubuh untuk melakukan pertukaran oksigen. Nah, gangguan tersebut bisa terjadi pada gangguan yang disebut dengan gangguan ABC, yaitu airway (jalan napas), breathing (usaha napas), dan circulation (peredaran darah).

"Pada airway atau jalan napas. Misalnya pada sumbatan jalan napas akut (adanya benda asing atau darah yang masuk ke jalan napas), atau adanya kecelakaan pada daerah kepala. Pada kondisi ini harus segera membebaskan jalan napas dengan teknik tertentu," kata dr Anshori kepada detikHealth.

Contoh lain misal pada obstructive sleep apnea di mana terjadi sumbatan jalan napas yang terjadi pada kondisi kronis.

Selanjutnya, pada breathing atau usaha napas, biasa orang terlihat sesak napas, kemungkinan karena adanya kelemahan otot atau gangguan pada kontrol pernapasan. Karena itu, kata dr Anshori, harus dibantu pernapasannya dengan napas buatan atau alat bantu napas.

"Selain itu pada orang-orang dengan penyakit paru kronis juga bisa terjadi hipoksia karena adanya gangguan pada pernapasannya," terangnya.

Kemudian pada circulation atau peredaran darah, dr Anshori mengatakan bahwa hal ini berpengaruh pada sirkulasi jantung dan aliran darah. Pada jantung misalnya terjadi henti jantung mendadak pada sindroma jantung koroner akut. Ketika tidak ada oksigenasi cukup ke jaringan tubuh, itu membuat hipoksia menjadi berat, bahkan bisa menyebabkan kematian.

"Selain dari faktor darah, misalnya terjadi perdarahan atau kehilangan darah yang sangat banyak sehingga darah yang beredar sangat sedikit sehingga fungsi darah yang harusnya menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh menjadi terganggu, sehingga harus segera digantikan dengan cairan atau darah," tutur dr Anshori.

Selain itu pada orang yang mengalami anemia berat bisa juga terjadi, di mana sel darah merah sangat rendah dan mengganggu peredaran oksigen dalam darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar